Sejarah Gresik sudah terkenal sejak abad ke 11 saat Gresik tumbuh menjadi daerah pusat
perdagangan. tidak hanya antar pulau, akan tetapi sudah meluas ke berbagai
penjuru dunia. Sebaga kota Bandar, Gresik banyak didatangi oleh pedagang Cina,
Arab, Gujarat, Siam, Benggali, Kalkuta, Campa dan lainnya. Gresik
mulai tampak menonjol dalam peraturan sejarah sejak perkembangan agama
Islam di Pulau Jawa. Pembawa dan penyebar agama islam tersebut tak
lain adalah Syech Maulana Malik Ibrahim yang bersama Fatimah Binti
Maimun masuk Gresik pada awal abad ke 11 Masehi.
|
Sejarah Gresik - wikipedia.org |
Sejak lahir dan berkembangnya kota Gresik, selain berawal dari masuknya Islam yang selanjutnya menyebar ke seluruh tanah Jawa, tak terlepas
dari nama Nyai Ageng Pinatih, dari janda Kaya Raya, yang juga seorang
syah bandar, inilah kemudian nanti akan muncul nama seseorang yang
kemudian menjadi tonggak sejarah berdirinya kota
Gresik. Dia ialah seorang bayi asal Blambangan (Kabupaten Banyuwangi) yang
dibuang ke laut oleh orang tuanya lalu ditemukan oleh para pelaut anak
buah Nyai Ageng Pinatih yang selnjutnya diberi nama Jaka Samudra. Setelah dewas, kemudian bergelar Raden Paku yang kedepannya menjadi pemimpin pemerintahan di Giri Kedaton, dari tempat inilah beliau lantas
dikenal dengan sebutan Sunan Giri. Sdangkan Syech Maulana Malik Ibrahim
pada zamannya dianggap sebagai penguasa, tiang para raja dan
menteri, maka Sunan Giri disamping kedudukannya sebagai Sunan
atau Wali, beliau juga dianggap sebagai Sultan atau Prabu.
Selain itu, Sunan Giri yang dikenal sevagai salah satu tokoh Wali Songo ini, juga dikenal sebagai prabu Satmoto dan juga Sultan Ainun Yaqin. Tahun
dinobatkannya beliau sebagai penguasa pemerintahan (1487 M) kemudian dijadikan
sebagai hari lahirnya kota Gresik. Beliau memerintah gresik selama 30
tahun dan dilanjutkan oleh keturunanya hingga kurang lebih 200 tahun. Yang menjabat sebagai bupati pertama adalah Kyai Ngabehi Tumenggung
Poesponegoro pada tahun 1617 saka, jasad beliau dimakamkan di komplek
makan Poesponegoro di Jalan Pahlawan Gresik, masih satu satu komplek dengan makam
Syech Maulana Malik Ibrahim.
Mulanya, kabupaten ini bernama Kabupaten Surabaya. Memasuki
dilaksanakannya PP Nomor 38 Tahun 1974, seluruh kegiatan pemerintahan
kemudian mulai berangsur dipindah ke Gresik dan namanya kemudian
berganti dengan nama Kabupaten Daerah Tingkat II Gresik dengan pusat kegiatannya
di kota Gresik. Kabupaten Gresik yang merupakan sub wilayah pengembangan bagian (SWPB)
tak lepas dari kegiatan sub wilayah pengembangan Gerbang
Kertosusilo (Gresik, Bangkalan, Surabaya, Sidoarjo,
Mojokerto,
Lamongan). Termasuk salah satu bagian dari 9 sub wilayah pengembangan
Jawa Timur yang kegiatannya diarahkan terhadap sektor pertanian, industri, maritim, pendidikan, perdagangan dan industri wisata.
Dengan ditetapkannya Gresik sebagai bagian dari wilayah
pengembangan Gerbangkertosusilo dan juga sebagai wilayah industri, maka
kota Gresik kemudian menjadi lebih terkenal, tidak saja di Indonesia, namun juga ke seluruh dunia yang di tandai dengan munculnya
industri multi modern yang patut dibanggakan bangsa Indonesia.